Tuesday, May 15, 2018

Jeritan Ekosistem

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari tiga belas ribu pulau . Indonesia adalah negara terbesar ke-14 di dunia dalam hal luas lahan dan yang terbesar ke-7 dalam hal gabungan laut dan daratan. Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya besar, wilayahnya padat penduduk dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang besar mengakibakan deforestasi yang mempengaruhi ekosistem.
Negara ini dilewati garis khatulistiwa dan beriklim tropis yang berarti memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kaya akan flora dan fauna-nya. Flora terdiri dari bunga melati, bunga anggrek bulan, cempaka, rafflesia arnoldi, sirih, cengkeh, duku manis, bunga kenanga, cempaka hutan, Anggrek serat dan lain-lain. Sedangkan fauna-nya terdiri dari campuran spesies Asia dan Australasia . Spesies besar seperti harimau Sumatera , badak, orang hutan, gajah Asia , dan macan tutul, pernah melimpah sejauh timur Bali, tetapi jumlah dan distribusi telah berkurang secara drastis.
Dalam rilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan angka deforestasi sebesar 497.000 hektar, itu hasil analisa periode Juli 2016-Juni 2017. Rinciannya, 64,3% atau 308.000 hektar di kawasan hutan dan 35,7% atau 171.000 hektar pada areal penggunaan lain (APL). Jadi, luas hutan (forest cover) pada 2017 sebesar 93,6 juta hektar, dengan 40 juta hektar hutan primer. Hal ini membuktikan angka deforestasi di Indonesia lumayan besar karena melebihi 50% , namun sepertinya tidak sebanding dengan penanggulangan-nya.
Besarnya deforestasi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh ekspansi kawasan perkotaan yang terjadi akibat membludaknya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengakui laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi. Sampai saat ini, laju pertumbuhan penduduk masih mencapai 1,49 persen atau sekitar empat juta per tahun.
Lajunya pertumbuhan penduduk yang terus meningkat akan mengakibatkan deforestasi untuk pembangunan infrastruktur untuk tempat tinggal manusia, perkantoran, pertanian, dan lain-lain. Hal ini akan mengusik flora dan fauna yang ada di indonesia sehingga menjadi punah. Pembukaan lahan yang tidak melakukan reboisasi dan tidak memikirkan dampaknya serta dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.
Lalu apa saja yang dapat kita lakukan agar ekosistem tetap seimbang dengan adanya pembangunan infrastruktur yang men-deforestasi lahan?
  • Mendapatkan izin

Dapatkan izin dari pemerintah sesuai dengan yang tertulis pada UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN.
  •  Melakukan survey dilapangan

Perhatikan lingkungan sekitar, lakukanlah perluasan hutan yang ramah lingkungan, sebaiknya dengan cara penebangan. Pembakaran dapat menimbulkan resiko berbahaya seperti kabut asap, kemungkinan penyebaran api ke lahan yang lain, dan dapat menganggu lingkungan sekitar.
  •  Menyelamatkan flora dan fauna

Pidahkanlah flora dan fauna yang ada di lahan tersebut ke tempat perlindungannya masing-masing. Seperti cagar alam dan suaka margasatwa agar keanekaragaman hayati bumi pertiwi tetap terjaga.
  •   Melakukan reboisasi

Setelah melakukan penggundulan hutan, lakukan penanaman hutan kembali. Dapat dilakukan dengan cara menanam pepohonan di sekitar  wilayah infrastruktur yang telah dibangun, merawat aneka tumbuhan di halaman rumah, dan membuat jantung oksigen di tengah perumahan atau perkotaan.

Rawat, lestarikan dan cintailah alam Indonesia. Bukan hanya karena kita takut kehilangan salah satu dari keanekaragaman hayati di bumi pertiwi ini, tapi karena kita saling membutuhkan agar tetap terjaganya keseimbangan ekosistem.